Minggu, 09 Oktober 2011

latar belakang seorang pemilik butik

Atrin, merupakan nama panggilan dari seorang wanita karier yang juga merupakan pemilik butik busana muslim didaerah bintaro. Butik yang baru ia bangun kurang lebih satu tahun ini sudah banyak memiliki pelanggan setia. Ini semua berkat kegigihannya dalam mengelola dan mengeksplorasi bakat mendesign baju yang ia miliki sejak kecil.

Awal mulanya karena iseng ingin menambah uang jajan saat kuliah, ia menjajakan baju hasil rancangannya melalui situs jejaring sosial, saat itu baju rancangannya bukan baju muslim, melainkan batik yang dapat digunakan tanpa kerudung. Sistem yang dibuat adalah pre-order, sehingga jika ada pelanggan yang memesan, baju baru akan dibuat sesuai dengan contoh yang ditawarkan.

Prosesnya pun detail dari pemilihan bahan sampai corak kain batik harus sesuai dengan yang dipesan pelanggan. Bahan batik yang ia beli diproses pada penjahit langganannya yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.

Karena saat itu mulai banyak pelanggan yang memesan karyanya, maka ia berinisiatif untuk membuat baju muslim batik. Satu demi satu baju karyanya habis dibeli pelanggan. Dan ternyata hobi sampingan ini dapat menghasilkan uang yang besar. Sampai akhirnya ia menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, bisnis sampingan ini terus berjalan.

Kemudian sampai pada saatnya ia memberanikan niat untuk membuka butik dikawasan bintaro. Dimana sebelumnya ia melakukan pencarian bahan batik yang berkualitas dari pekalongan. Kemudian melakukan rekrut penjahit yang berkualitas, penjahit tersebut ia ambil dari daerah tempat tinggalnya. Kemudian pegawai tokonya pun ia ambil dari daerah tempat tinggalnya juga. Cara perekrutan seperti ini, diakui pemiliknya, ia lakukan supaya orang-orang yg ada disekitar tempat tinggalnya memiliki pekerjaan, sehingga tidak menganggur.

Dan hingga saat ini butik ini semakin berkembang dan dapat memberikan manfaat bagi pemiliknya, pekerjanya dan para pelanggannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar